
Ternyata Risiko Mobil Terjang Banjir Lebih Besar Dibanding Terendam
Akhir-akhir ini sebagian besar daerah di Indonesia diterpa hujan deras, sampai mengakibatkan banjir. Bagi pemilik mobil, dianjurkan untuk menghindari menerobos genangan. Pasalnya, ada potensi kerusakan yang cukup besar ketika melakukan hal tersebut.
Dijelaskan Rocky Yonathan, mobil yang menerjang banjir potensi kerusakannya bisa lebih parah dibanding yang hanya terendam banjir di rumah atau di parkiran.
“Kalau menerjang banjirnya tinggi, bisa lebih parah. Tapi, mobil yang kerendam, dan tidak dinyalakan, malah kerusakannya tidak begitu parah,” jelas Rocky.
Lanjut Rocky, bagi pemilik mobil jangan pernah nekat menerjang banjir. Terlebih, jika mobilnya masih diasuransikan, karena pihak asuransi tidak akan meng-cover jika pemilik mobil nekat menerobos banjir.
“Jangan diterjang pokoknya banjir itu. Tapi, kalau batas aman untuk melewati genangan, sebatas ban atau di bawah pintu, itu juga sudah sangat berisiko. Tapi, lebih baik jangan diterjang, karena takutnya water hammer,” tambahnya.
Jika mobil sudah terkena water hammer, biaya perbaikannya akan mahal sekali, apalagi jika mesinnya sudah tidak bisa nyala atau piston sudah tidak bisa mutar.
“Biasanya, yang rusak itu setang piston patah, tapi kalau kondisi lebih buruk lagi pistonnya pecah, blok mesin pecah,” tegasnya.
Sementara itu, berbicara estimasi biaya, untuk jasa saja bisa mencapai Rp5 sampai Rp6 juta. Sedangkan mobil CBU, bisa kena Rp8 jutaan.
“Kalau biaya pergantian, komponennya tidak terlalu mahal sebenarnya setang piston Rp500 ribu, ganti oli. Gambaran kasar saja, Untuk detailnya bisa datang ke bengkel,” pungkasnya.